New Life Community

Untuk bisa meresponi inisiasi Tuhan, kita perlu untuk memastikan kita tahu apa yang perlu kita lakukan. Keluar dari zona nyaman, mengandalkan Tuhan, dan mengizinkan diri berkomunitas dengan tepat adalah cara kita bisa meresponi inisiatif Tuhan dengan tepat dan membuat kita level up menjadi berkat yang lebih besar dan menjadi orang percaya yang lebih efektif dalam hidup kita.

Sebagai manusia yang diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, kita memiliki tugas untuk menaklukan dan menguasai bumi. Tugas ini membedakan kita dari ciptaan lain. Gambar juga menunjukkan kita sebagai milik Tuhan yang berarti kita diperlengkapi dan segala sesuatu dalam kendali Tuhan. Kita melihat bahwa meskipun sulit menjadi Gambar Allah, Paulus menunjukan gambar yang sejati dalam Yesus yang menjadi buah yang sulung dan menuntun kita bagaimana kita hidup sebagai Gambar Allah. 

Setelah kebangkitan Yesus, kita dapat melihat bahwa peristiwa tersebut bernilai jauh lebih besar dari sejarah belaka. Setiap perkataan dan tindakan Yesus menunjukkan apa itu kuasa kebangkitan yang sesungguhnya, yaitu ketika Dia menunjukkan kasih karunia demi kasih karunia kepada orang yang meninggalkan dia, kepada orang yang menjauh dari dia, dan kepada orang yang dipandang tidak layak oleh dunia. 

Dalam jam jam kematian Yesus, kita melihat bahwa para penguasa, dan bangsa Israel memiliki ekspektasi yang diputarbalikkan oleh Yesus di hari tersebut. Dan dengan kasih karunia Tuhan kita dapat mempelajari bahwa saat apa yang kita tahu tidak sejalan dengan apa yang kita lihat, Tuhan sedang menyingkapkan sesuatu yang lebih besar dari ekspektasi kita.

Dalam Alkitab beberapa kali kita melihat Tuhan mengikat perjanjian dengan manusia. Dan walaupun manusia seringkali gagal untuk menjalankan bagiannya, kita selalu mendapati Tuhan setia memenuhi bagianNya. Melihat perjanjian yang Tuhan berikan dengan Abraham, kita bisa mempelajari karakter Tuhan yang setia dan selalu mengambil inisiasi, meskipun Dia adalah pencipta kita.

Seminggu menjelang kematian Yesus, ada pembelajaran besar yagn Yesus berikan untuk murid muridnNya. Markus menulis bahwa hanya karena murid murid bersama Yesus, bukan berarti mereka mendengar dan memahami apa yang Yesus katakan. Pembelajaran yang sama bisa kita aplikasikan bagaimana kita menjalani kehidupan kita hari hari ini. 

Ada beberapa prinsip yang kita bisa pelajari dari melatih tubuh kita. Prinsip prinsip ini berguna untuk mengevaluasi berbagai aspek kehidupan kita, dan membuat kita memahami bahwa panggilan Tuhan atas kita untuk bertumbuh mencakup seluruh aspek, dan bukan sebagian aspek saja. 

Kesehatan keberadaan kita ditentukan dari kesehatan rohani kita, ketika kita bisa menjaga fondasi kita, maka kita akan mendapati kita bisa mengambil tindakan tindakan yang tepat.

Manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah dengan desain khusus, untuk ketiga unsur tubuh, jiwa, dan roh. Memahami ini membuat kita mengerti bagaimana seharusnya kita menyikapi pemeliharaan tubuh kita. 

Badan kita adalah Bait Allah, apakah implikasi dari ayat ini sebatas kita tidak boleh merokok dan mabuk? Mendalami konsep Bait Allah, badan kita memiliki fungsi penting untuk membawa kepenuhan agenda Tuhan. Itu sebabnya penting untuk kita menjaga tubuh kita tetap menjadi persembahan hidup yang berkenan dihadapan Allah. 

Dengan mengganti perspektif, kita bisa melihat bahwa setiap masalah yang kita temui tidak perlu banyak kita permasalahkan. Seringkali berjalan bersama Tuhan membuat kita memahami bahwa dibalik semua masalah kita ada berkat, ada kapasitas besar yang menunggu kita.

Kita mendengar perintah untuk saling mengasihi, tapi untuk bisa mengasihi dan bertumbuh dalam hubungan diperlukan pemahaman tentang mengasihi secara alkitabiah. Melalui surat Paulus dan kitab Wahyu, kita bisa melihat beberapa contoh aplikasi dari saling mengasihi yang dimaksud dalam Alkitab dan apa yang bisa kita praktikan dalam kehidupan berjemaat. 

Ada wellbeing yang kita kejar menurut standar dunia, dan ada juga wellbeing yang didefinisikan menurut standar Allah. Untuk bisa mencapati kondisi wellbeing sesuai kehendak Bapa, kita perlu menyadari bahwa kita hamba Tuhan dan keinginan kita perlu diselaraskan dengan keinginan Bapa, kita perlu hidup dalam pimpinan Roh Kudus, dan kita perlu memperhatikan apa yang kita lihat dan kita dengar.

Kita seringkali kesulitan untuk memahami diri kita sepenuhnya, memahami dan mengerti perasaan dan emosional kita namun tetap hidup menjadi berkat dan produktif memenuhi panggilan kita secara efektif. Alkitab menulis beberapa prinsip untuk hidup memahami kondisi mental dan emosional kita tapi tetap menghasilkan buah yang baik.

Kondisi stres tidak dapat dihindari, tapi dari Alkitab kita belajar bahwa ada banyak prinsip kebenaran untuk kita hidupi. Kita bisa melihat bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang memberikan kita damai sejahtera di tengah situasi kita, bersimpati dengan keadaan kita, tapi juga berdaulat atas segala sesuatu.

Dari terobosan industri kita memahami apa artinya memulai sesuatu yang berarti. Beberapa prinsip dan mental model dari start-up bisa kita aplikasikan dalam kehidupan kita sebagai orang percaya yang mendistrupsi kondisi sekitar kita dengan injil dan prinsip Kerajaan Sorga.

Kita belajar bahwa menjadikan Yesus sebagai batu penjuru lebih dari sekedar lagu atau jargon yang kita ucapakan sebagai orang percaya. Menjadikan Yesus sebagai batu penjuru berarti melihat segala aspek hidup kita berawal dari Yesus, dan pada akhirnya akan kembali mempermuliakan Yesus. 

Kita sangat menjaga dan sadar dengan kesehatan jasmani dan kesehatan mental kita, tapi kita seringkali lalai dan tidak merasa ada yang perlu diperbaiki ketika kesehatan rohani kita memburuk. Kita perlu membangun kembali fondasi dari kekristenan kita dengan benar.

Yesus memberikan perumpamaan tentang anggur baru yang tidak bisa disimpan dalam kantong anggur yang lama. Di kitab Lukas kita melihat berbagai contoh bagaimana orang yang bertemu dengan Yesus berubah hidupnya, atau menjadi seperti farisi dan menolak Yesus. Di awal tahun ini kita belajar bagaimana cara kita bisa meninggalkan kantong anggur yang lama untuk mempersiapkan diri menerima musim baru di 2022.

Jesus is the fulfilment of many prophecies. The true revelation that the all-powerful God with all of the different attributes personified and dwell among us. By being named Immanuel, God took the initiative to reconcile us, not only to show us the Kingdom of God but also to empower us to live so. Not only to show us righteousness but to make us righteous. Not only to heal us but also to give closure for things we don't understand. He is Immanuel.